Bloggerbersatu.com – Informasi terkait kasus varian Delta di AS (Amerika Serikat) masih nol beredar di media sosial saat ini. Dimana, informasi tersebut juga menyatakan tidak ada kasus COVID-19 untuk varian Delta di Amerika Serikat ketika negara lainnya sedang mengalami peningkatan. Seperti dilansir dari merdeka.com melakukan penulusuran dalam mengetahui kebenaran informasi pada unggahan beredar di media sosial hasilnya ternyata informasi tersebut merupakan Hoaks. Pada tanggal 13 Juli 2021 silam, dinyatakan kalau misalnya kasus COVID-19 untuk varian Delta di Amerika Serikat sebanyak 51,7 persen selama dua minggu dan sudah mulai mengurang pada tanggal 3 Juli 2021 silam.
Memang kehadiran varian Delta atau B1617.2 hasil mutasi virus corona terbaru maupun SARS-CoV-2 diklaim cuma rekayasa saja, klaim tersebutlah telah beredar di media sosial. Akun Facebook Rane Wegner membagikan klaim tersebut pada hari Minggu 25 Juli 2021 silam. Dimana, akun tersebut mengunggah sebuah meme dengan adanya narasi menuliskan ‘Bagaimana peningkatan varian tertentu bisa dideteksi pada saat test kit tidak menerapkan antara stain varian berbeda?,” tandas keterangan tersebut.
Kemudian akun Facebook lainnya bernama Jeff Hahn juga meragukan terhadap kemunculannya varian Delta dan mempertanyakan seperti apakah mendeteksinya. Dalam keterangan tersebut terkait kasus varian Delta di AS adalah ‘Saat belum ada tes Varian Delta, bagaimana tepatnya orang didiagnosis oleh varian Delta?’. Hingga saat ini ada banyak informasi-informasi tersebut yang menunjukan bahwa varian delta ada di negara Amerika Serikat beredar.
Dari hasil penelusuran, klaim kalau misalnya varian Delta dari hasil mutasi virus corona terbaru adalah rekayasa dan merupakan salah. Faktanya mendeteksi varian virus bukan melalui tes COVID-19 seperti halnya PCR atau Antigen. Juru Bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CD) Jade Fulce menyatakan bahwa untuk mengetahui varian dari mutasi virus melalui proses dikatakan sekuensing genom atau tepatnya WGS (Whole Genome Sequencing).
WSG (Whole Genome Sequencing) tujuannya buat menganalisis sampel, tujuannya demi mengidentifikasikan dan juga menemukan karakteristik varian. Whole Genome Sequencing merupakan proses pengurutan DNA lengkap dari sebuah genom organisme di satu waktu saja.Untuk proses whole genome sequencing itu dibutuhkan juga keberadaan tim genomics surveillance. Kemampuan tim genomics surveillance Inggris inilah membuat negara tersebut secara cepat dalam mendeteksi mutasi terhadap virus corona.
Dilansir dari Medcom.id, dimana Indonesia juga membentuk tim genomics surveillance yang merupakan bertugas dalam mendeteksi virus beserta mutasinya. Tim tersebutlah dibuat oleh Kementerian Riset serta Teknologi atau Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) dan Kementrian Kesehatan. “Maka saya bersama Pak Menkes (Budi Gunadi) sudah sepakat ingin membentuk namanya tim genomics surveillance,” ungkap Menristek/Ka BRIN, dilansir dari medcom.id “Itu di dalam upaya kami memahami terhadap virus corona termasuk yang terjadi mungkin,” sambungnya dilansir dari medcom.id
Beredarnya unggahan di media sosial yang saat ini menyatakan kalau misalnya kemunculan varian COVID-19 terbaru berjenis Delta diakibatkan oleh vaksin COVID-19, bukan disebabkan oleh virus. Tak hanya itu saja dalam unggahan tersebut dikatakan penduduk tidak perlu melakukan vaksin sebab dianggap berbahaya dan bisa menular virus corona varian Delta dan penyakit lainnya kepada orang yang tidak melakukan vaksinasi. Seperti dilansir dari Kumparan.com. informasi itu adalah hoaks, atau tidak benar. Faktanya vaksin COVID-19 tidak mengandung virus hidup. Namun sejumlah unggahan di media sosial tersebut masih terus beredar secara luas.
Justru vaksin diberikan untuk membentuk sebuah antibodi atau lebih tepatnya kekebalan terhadap virus corona yang termasuk terhadap varian Delta. Hal seperti inilah disampaikan juga oleh Spesialis penyakit menular beserta peneliti vaksin di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, AS (Amerika Serikat). Dr. Matthew Laurens menyampaikan kalau misalnya tidak ada vaksin COVID-19 dengan izin pemakaian darurat dimana mengandung juga virus SARS-CoV-2. Jadi informasi yang sudah beredar di media sosial terkait kasus varian Delta di AS dan dinegara lainnya adalah hoaks, atau tidak benar yah. Pastikan selalu jaga imunitas tubuh anda di masa pandemi seperti saat ini jangan sampai lengah terhadap protokol kesehatan!