bloggerbersatu.com – Jerawat hormon merupakan salah satu jenis jerawat yang diakibatkan oleh fluktuasi dan perubahan hormon ada di dalam tubuh. Fluktuasi hormon ini bisa terjadi ketika seseorang mulai memasuki pada fase pubertas. Kendati demikian, individu di umur berapa saja dapat mengalami permasalahan jerawat sebab hormon. Utamanya pada perempuan menjelang siklus menstruasi, baik fase menopause. Ada beberapa tips atasi jerawat hormon dengan mudah. Jerawat hormon juga biasanya dialami oleh remaja perempuan atau laki-laki ketika melalui usia pubertas.
Dimana, dunia medis sebenarnya tidak mengetahui istilah jerawat sebab hormon maupun jerawat hormonal. Karena para pakar mengatakannya kalau hormon memang bukan faktor utama dari penyebab terjadinya jerawat. Namun, ketidakseimbangan hormon tentunya bisa membuat jerawat. Produksi hormon testosteron meningkatkan selama terjadinya pubertas bisa meningkatkan produksi minyak di kulit wajah. Nah, apa saja kira-kira penyebab terjadinya jerawat hormonal?
Penyebab Terjadinya Hormonal
Sebelum mengetahui apa saja tips atasi jerawat hormon, seperti sudah dikatakan sebelumnya, kalau penyebab jerawat hormon merupakan fluktuasi dan juga perubahan hormon yang ada di dalam tubuh. Dimana, ketidakstabilan hormon bisa dipicu seiring dengan kemunculan beberapa macam kondisi tertentu. Nah, untuk itu langsung saja mari kita simak berikut dibawah ini apa saja penyebab terjadinya hormon.
- Kondisi sindrom polikistik ovarium
PCOS dapat mempengaruhi reproduksi wanita dan menyebabkan seseorang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Sindrom polikistik ovarium akan terjadi selama masa subur seorang wanita. Di dalam kondisi itulah, maka dengan begitu kadar hormon androgen akan mengalami peningkatan jadi mencegah produksi progesteron dan estrogen pada tubuh. Jadi, produksi sebum akan meningkat dan juga jerawat hormon akan terjadi. - Menstruasi
Selanjutnya, penyebab dari jerawat hormonal adalah menstruasi. Hormon tidak stabil pada saat akan menjelang siklus menstruasi tiba dapat memicu terjadinya jerawat. Jadi tidak heran kalau misalnya wanita mengalami jerawat ketika PMS. Menjelang menstruasi, dimana kadar progesteron dan estrogen akan menurun. Kendati demikian, kadar hormon testosteron cenderung tetap jadi akan dominan. Dengan begitu, kelenjar sebum bisa memproduksi banyak minyak mengakibatkan pori-pori tersumbat dan munculah jerawat. - Pubertas
Selama masa pubertas, pada tubuh remaja laki-laki dan perempuan maka kadar hormon androgen bisa meningkat buat bisa memperkuat tulang dan otot. Kondisi seperti inilah bisa mengakibatkan produksi minyak alami yang ada di dalam kulit atau sebum berlebih. Artinya risiko jerawat juga akan muncul deh. - Stress
Stress menjadi penyebab yang selanjutnya sudah tidak heran lagi. Seseorang rentan mengalami jerawat, stress berat, pada umumnya akan mengalami jerawat sebab hormon mereka. Hormon berkaitan respons tubuh akan stress yang bisa mempengaruhi perubahan hormon karena penyebab jerawat lain yakni hormon kortisol.
Berikut cara mengatasi jerawat hormonal :
- Gunakan produk perawatan kulit bebas minyak
Hal utama untuk mengatasinya adalah dengan memakai produk perawatan kulit bebas minyak. Kamu disarankan memakai jenis produk perawatan kulit berbasis air atau berlabel bebas minyak (oil-free) dan juga non comedogenic tidak rentan menyumbat pori-pori. Kamu juga disarankan buat hindari pemakaian make up yang terlalu tebal atau berat sekalipun. - Gunakan bahan alami
Selanjutnya adalah dengan memakai bahan alami, sebagian orang ada yang memilih buat memakai bahan alami buat cara mengatasi jerawat disebabkan oleh hormon. Misalnya seperti teh hijau atau tea tree oil. Namun, harus kamu ketahui kalau obat jerawat alami wajib diteliti terlebih dahulu tentang keefektifannya. Maka dengan begitu tidak ada salahnya berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu hendak memakainya untuk obat jerawat alami. Dengan begitulah, risiko efek samping mungkin ditimbulkan bisa diminimalisir. - Stop menyentuh jerawatnya
Tips atasi jerawat hormon berikutnya sangat mudah sekali tentunya. Dengan tidak memencet atau menyentuh jerawat. Sering menyentuh jerawat tentu bisa memecahnya jadi berisiko meninggalkan bekas jerawat atau bekas luka di kemudian hari. Karena dengan menyentuh atau memencet jerawat mampu meningkatkan risiko pori-pori tersumbat sampai infeksi pada bakteri. Di sisi lain, juga tidak disarankan buat scrub wajah sementara waktu sebab dapat memicu terjadinya peradangan jerawat lebih lanjut.